Memanen hasil tanaman adalah yang ditunggu-tunggu semua petani. Tidak bedanya dengan para petani yang ada di tanah Gayo.
Memanen kopi arabika gayo merupakan hal yang sangat dinantikan oleh penduduk kota kecil takengon yang memang mayoritas penduduknya adalah para petani kopi arabika Gayo.
Memanen kopi Arabika di kota yang super dingin ini tidak sulit, apalagi bagi yang sudah terbiasa. Caranya cukup memetik buah yang sudah matang. Untuk menandakan kopi yang sudah matang adalah dengan melihat buah kopi yang sudah berwarna merah.
Hal ini dilakukan agar kopi yang dihasilkan mendapatkan kopi yang berkualitaa tinggi, maka hanya yang merah saja yang di ambil.
Memetik dengan membawa timba atau kantong khusus yang terbuat dari karung/goni. Bagi yang belum memiliki kebun kopi tapi ingin merasakan memanen kopi, disini para petani biasanya mengupahkan kepada orang yang mau memetikkan kopinya dengan upah Yang lumayan.
Biasanya upah diberikan sesuai dengan kecepatan memetik kopi yang diukur dengan Kaleng atau bahasa gayonya tem.
Satu tem (kaleng) adalah 10 bambu, satu bambu adalah berukuran 2.5 liter.
Biasanya satu kaleng diberi upah sekitar 15 s/d 25 ribu rupiah, tergantung harga kopi pada saat itu.
Bagi yang telah teebiasa memetik kopi dengan catatan hanya yang merah saja. Dalam sehari bisa mendapatkan 6 s/d 8 kaleng. Jadi lumayan kan upahnya.
Biasanya satu kaleng diberi upah sekitar 15 s/d 25 ribu rupiah, tergantung harga kopi pada saat itu.
Bagi yang telah teebiasa memetik kopi dengan catatan hanya yang merah saja. Dalam sehari bisa mendapatkan 6 s/d 8 kaleng. Jadi lumayan kan upahnya.
Semakin banyak buah kopi, semakin banyak kesempatan untuk mengumpulkan upah,
Kendala saat memanen kopi arabika gayo. Takengon adalah kota dengan curah hujan yang sangat tinggi, jadi terkadang saat musim panen datang hujan yang tak bisa dihindari juga datang.
Maka petani harus sabar sabar dan sabar menunggu hujan berhenti untuk memanen kopi.
Dan....
Saat hujan sudah berhentipun, air hujan kan masih menempel didaun daun kopi, sehingga ketika masuk lagi ke lahan perkebunan kopi, butuh perjuangan yang luar biasa karena dinginnya bukan maen....
Saat hujan sudah berhentipun, air hujan kan masih menempel didaun daun kopi, sehingga ketika masuk lagi ke lahan perkebunan kopi, butuh perjuangan yang luar biasa karena dinginnya bukan maen....
Dingin Sampai tembus ke tulang, luar biasa para petani di Gayo dengan tidak memperdulikan panas dingin, sehingga bisa mendapatkan kopi yang berkualitas. Sehingga bisa dinikmati para pecinta kopi baik dari dalam maupun luar negeri.
Comments
Post a Comment