Seorang anak pada jenjang taman kanak-kanak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Ada banyak hal yang membuatnya penasaran dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Untuk itulah orang tua dan guru untuk usia taman kanak-kanak diharapkan memiliki cara yang menarik dalam hal mendidik nak-anak tersebut.
Untuk itu, metode belajar dan media pembelajaran sangat
dibutuhkan guna mendukung proses belajar mengajar lebih baik, bervariasi dan
menyenangkan.
Tentu saja sebaiknya metode yang digunakan harus sesuai
dengan perkembangan dan karakteristik anak. Sementara media pembelajaran juga
sebaiknya dipilih berdasarkan tema pelajaran yang sedang dipelajari saat itu.
Manfaat media pembelajaran ternyata sangat banyak. Sehingga
tentu saja media pembelajaran yang baik dapat menarik siswa untuk semakin
termotivasi dan aktif dalam belajar dan juga membantu para siswa lebih mudah
memahami materi pembelajaran dengan cara yang menyenangkan.
Ada beberapa manfaat media pembelajaran yang dikutip dari
tulisan Badru Zaman, M.Pd Hj dan Cucu Eliyawati, M.Pd (2010), diantaranya
ialah:
1. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan
lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka (verbalistis).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu
dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang
terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
3. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
4. Menimbulkan
kegairahan dan motivasi dalam belajar.
5. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa
dengan lingkungan dan kenyataan.
6. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
7. Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.
Berdasarkan informasi yang saya abaca dari tulisan Badru
Zaman, M.Pd Hj dan Cucu Eliyawati, M.Pd (2010), media pembelajaran
diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Media Visual
Badru Zaman, M.Pd Hj dan Cucu Eliyawati, M.Pd (2010) mengatakan bahwa media visual adalah media yang dapat dilihat dengan mata.
Biasanya,
guru paling sering menggunakan media visual dalam kegiatan belajar mengajar
guna membantu menjelaskan atau menyampaikan isi tema pendidikan yang sedang
dipelajari.
Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual).
Media visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang
menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan
nampak pada layar (screen).
Pada lembaga PAUD yang ada di daerah perkotaan yang memiliki
kemampuan untuk mengadakan alat proyeksi ini tentu sangat menguntungkan sebab
pembelajaran bisa ditata lebih menarik perhatian dibandingkan dengan media yang
tidak diproyeksikan.
Namun pada umumnya lembaga PAUD di daerah-daerah tertentu, terutama di pedesaan, belum memungkinkan untuk mengadakan media proyeksi ini sebab masih dianggap sangat mahal harganya.
Di samping itu diperlukan juga
kemampuankemampuan khusus yang memadai dari para guru untuk menggunakan dan
memelihara alat proyeksi tersebut.
Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media
gambar diam/mati, media grafis, media model, dan media realia.
Media realia merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada anak.
Realia ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, seperti mata uang,
tumbuhan, binatang, dsb.
2. Media Audio
Badru Zaman, M.Pd Hj dan Cucu Eliyawati, M.Pd (2010)
menyampaikan bahwa media audio mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak
untuk mempelajari isi tema.
Contoh media audio
yaitu program kaset suara dan program radio. Penggunaan media audio dalam
kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada umumnya untuk melatih
keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
3. Media Audio-Visual
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media
visual atau biasa disebut media pandang-dengar.
Dengan menggunakan media audio-visual ini maka penyajian isi
tema kepada anak akan semakin lengkap dan optimal.
Selain itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyampai materi, karena penyajian materi bisa diganti oleh media.
Peran
guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi
anak untuk belajar. Contoh dari media audio visual ini di antaranya program
televisi/video pendidikan/instruksional, program slide suara, dsb.
Sehingga, menurut saya, dari ketiga media pembelajaran
diatas, media audio-visual adalah media pembelajaran terbaik yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Karena, para siswa dapat melihat dan mendengar secara
bersamaan terhadap apa yang sedang dijelakan oleh guru dengan media tersebut.
Sehingga diharapkan para siswa dapat lebih cepat dan optimal
untuk memahami materi tema yang sedang diajarkan.
Selain media pembelajaran yang baik, edukatif dan variatif,
nyatanya alat permainan yang edukatif juga sangat dibutuhkan untuk
mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Alat belajar yang menarik dan edukatif dapat menstimulasi
anak untuk mengembangkan potensi diri dan juga meningkatkan motivasi belajar
mereka.
Karena, sejatinya bagi anak-anak, belajar sambil bermain adalah suatu hal yang menyenangkan.
Mereka dapat berekplorasi dan bereksperimen
dengan alat belajar yang disediakan guru di sekolah atau orang tua di rumah,
sehingga mereka dapat bergerak aktif, berimajinasi, dan berpikir kreatif.
Baca Juga : Tips dan Cara Cepat Mengajar Anak Membaca
sumber: https://achmadzuhrihs.wordpress.com/2013/05/11/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/
Comments
Post a Comment